Cerpen : Kado Ulang Tahun yang Misterius
“
Kado Ulang
Tahun yang Misterius”
Karya Dudin
Solahudin XI MIA 2 SMAN 1 Garut
Macet! Macet ini begitu menyebalkan,
jika macet ini terus menggerogoti waktuku yang bisa-bisa hari ini aku bisa
kesiangan, ditambah hari ini kan begitu spesial buatku. Jam dengan merek gambar
singa meloncat ini sudah menunjukkan jarum jam nya menunjuk angka di antara 6
dan 7 di garis pertama dari angka 6. Tadinya aku akan berlari saja sampai
sekolah, tapi melihat keadaan bahwa jarak ke sekolah masih jauh aku
mengurungkan niatku. Aku heran padahal aku berangkat begitu pagi dari rumah
dengan menggunakan angkot berwarna merah putih yang selalu aku gunakan untuk
pergi ke sekolah, tapi ternyata aku terperangkap juga dalam kemacetan di kota
intan ini. Setelah lebih dari 10 menit kendaraan yang aku naiki masih terjebak
dalam macet, aku melihat-lihat jalan sekitar, ternyata sudah lumayan dekat
dengan sekolah. Dengan terpaksa aku turun dan membayar ongkos kepada supir angkot
yang berkumis itu dengan tubuhnya yang gempal. Aku langsung berlari karena
takut rencanaku hari ini gagal. Akhirnya aku tiba di sekolah, ternyata waktuku
masih cukup. Jam tanganku menunjukkan waktu pukul 06.30, aku langsung menyerbu
kelasku yang tak begitu jauh dari gerbang sekolah. Di kelas ternyata hanya ada
seorang temanku yang sibuk membaca buku, tapi aku tak menghiraukannya. Aku
hanya menyapanya dengan ucapan “hai selamat pagi!”. Dengan terburu-buru aku
langsung mendekati loker yang ada dibelakang kelasku, aku keluarkan sebuah
kotak berbentuk balok dengan pita berwarna merah muda itu dari tasku, lalu aku
memasukkannya kedalam loker yang ada di sebelah lokerku, memang tak dikunci
karena, itu kebijakan sekolah. Kami tak berhak untuk menguncinya. Kebijakan itu
berawal dari 2 minggu yang lalu, dengan ditemukannya barang-barang yang tidak
layak ada di loker murid pada saat pemeriksaan oleh BK. Kembali ke loker, loker
yang aku maksud adalah loker milik seorang teman perempuanku. Hari ini dia
ulang tahun. Tak lama setelah aku memasukkan kado itu, beberapa teman yang lain
datang dan langsung berteriak.
“ Hey kalian PR Kimia udah belum?”
kata temanku yang badannya kurus namun tinggi, namanya Adit.
“ Ya sudah dong!” balasku,
“ Liat dong! Aku ketiduran waktu
malem” katanya,
“ Nggak ah males!” kataku sambil
membawa buku tugas Kimiaku keluar.
“ Dasar pelit !” teriaknya dengan
keras.
Ternyata di luar suasana sudah
semakin ramai, beberapa murid terges-gesa masuk kelas karena, sekitar 5 menit
lagi bel masuk. Aku melihat teman-temanku dari jendela, beberapa dari mereka
sedang sibuk menyalin tugas Kimia yang kemarin diberikan dan hari ini harus
dikumpulkan. Tepat pada saat jam pertama dimulai. Dan dengan bunyi yang keras,
bel masuk pun berbunyi. Dengan nada yang unik, ya lagu Happy Birthday. Pada saat itu juga beberapa dari kami di kelas
berteriak dengan keras.
“ Aduh gimana nih, aku belum beres!
“ kata seorang temanku yang badannya gemuk sehat, namanya Deden.
Tak lama setelah bel berbunyi ibu
Ruswati, guru Kimia kami datang. Dia langsung menyuruhku mengumpulkan tugas
yang kemarin dia berikan. Kebetulan aku ini KM. Saat aku mengumpulkan buku
tugas, aku baru sadar dia belum datang. Apakah dia sakit? Atau dia kesiangan?,
beribu tanda tanya timbul di kepala ku ini. Tapi ternyata saat aku
memikirkannya dia datang dengan tergesa-gesa, dan langsung meminta masuk kepada
bu guru.
“ Kamu dari mana saja Cinta? “ kata
bu Ruswati dengan heran.
“Maaf bu, tadi saya mencari dulu
buku tugas saya yang hilang, karena harus dikumpulkan sekarang. Tapi ternyata
ada di bawah kasur saya bu ” katanya dengan tergesea-gesa dan sontak membuat
semua murid yang ada di kelas tertawa terbahak-bahak.
“ Ya sudah, kamu duduk sana.
Kumpulkan tugasnya pada Yudha!” kata ibu dengan tegas.
“ Baik bu! “ katanya sambil
menundukkan kepalanya.
Dia langsung duduk di kursinya, lalu
mengeluarkan bukunya yang bersampul hello kitty itu , lalu memberikannya
padaku.
“ nih Yud “ sambil cemberut.
“ keep smile Cinta! “
kataku dengan senyum sumringah. Dia membalas senyumku
Tak terasa sudah pukul 09.50,
waktunya istirahat, aku langsung mengajak alfi ke kantin, namun sebelum aku
pergi, aku mengintip dari jendela, Cinta membuka lokernya lalu mengeluarkan
sebuah kotak berpita merah muda itu, lalu tersenyum dengan bahagia. Kulihat dia
membukanya, dia mengeluarkan boneka Hello kitty dan bunga Mawar merah dengan
sehelai surat yang menempel di mawarnya. Setelah aku melihatnya membuka kado
itu, dia terheran-heran dan terlihat kebingungan. Aku tertawa kecil lalu pergi
ke kantin.
“ Kenapa kamu Yud kok ketawa-ketawa
sendiri gitu? ” tanya alfi sambil memegang keningku.
“ Nggak kok! Hehe ” jawabku.
Bel pulang pun berbunyi, murid-murid
berhamburan pulang. Sebelum aku pulang aku sempatkan untuk menyimpan buku
paketku yang berat-berat ini di lokerku. Tak kusadari ternyata Cinta sudah ada
di sampingku, mengambil kotak cantik yang ia simpan tadi. Lalu kami
berbincang-bincang sebentar.
“ Hai Cinta, Selamat Ulang Tahun ya!
Maaf gak bisa ngasih kado hehe” kataku dengan tersenyum.
“ Iya makasih ya Yud! Aku senang.
Gak papa kok. Cuman aku lagi bingung
nih” dia berkata dengan terheran-heran. Aku mulai gugup.
“ Emang kenapa?” aku bertanya.
“ Ini nih, ada kado dari seseorang,
tak ada nama pengirimnya.” Dia memperlihatkan kadonya lalu membukanya.
“ Wah.. keren.. isinya apa aja tuh?
Boneka, mawar terus?” kataku terkagum-kagum sambil berpura-pura.
“ Em.. sama ini nih. Sepucuk surat!”
dia menunjukkan surat beramplop merah itu. Lalu aku membacanya,
“ Happy Birthday Cinta, wish you all
the best. Aku telah terjebak dalam hatimu Cinta. Aku tak bisa meninggalkan
ruang di hatimu ini, karena aku mencintaimu” kubaca dengan keras, sambil terus
berpura-pura.
“ Sssst... jangan keras-keras. Aku
bingung siapa yang kirim surat ini. Jangan-jangan kamu ya Yud!“ katanya sambil
menatapku dengan wajah curiga. Aku pun tertawa keras.
“ Hahahaha..cie yang ditembak wkwk.
Mana ada aku ngasih kado itu diam-diam. Aku kan udah bilang maaf aku gak bisa
ngasih kamu hadiah. Masa aku bisa gombal dan nembak gitu kayak kamu. Hiperbola
banget kali.. ahaha” aku terus tertawa padahal pada saat itu aku gugup.
Cinta hanya tersenyum dengan
perasaan bingungnya yang masih terlihat d wajahnya yang manis itu. Lalu kamipun
pulang.
Sekarang aku hanya duduk di kursi rotanku, di teras rumahku
ini. Sembari melihat-lihat beranda facebook di ponselku. Aku kaget ternyata
Cinta update statusnya. Begini bunyinya :
“ Hai orang Misterius yang telah memberiku hadiah spesial ini. Terima
kasih buat kadonya. Tapi, aku bingung siapa kamu. Mungkin seiring Waktu kamu
akan muncul di hadapanku. “ begitulah isi dari statusnya. Aku tak menyukai
ataupun mengomentari statusnya. Aku takut dia curiga.
Hari ini hari Minggu, aku senang
kemarin aku sukses memberikan kado misteriusku kepada Cinta. Perempuan
tercantik di kelasku. Aku menyukainya diam-diam, walau kami baru kenal kurang
dari 1 tahun ini. Tapi aku tak berani menembaknya, entahlah aku tidak bisa
melakukan hal seperti itu, nyaliku terlalu kecil. Jadi aku hanya bisa
menembaknya lewat surat bersama kado yang aku kirimnya secara diam-diam. Aku
harap suatu hari dia tahu bahwa aku benar-benar mencintainya, walaupun aku tahu
bahwa dia sedang dekat dengan seseorang. Ulangan kenaikan kelas akan segera
tiba, 2 minggu lagi, dan tugas datang bertubi-tubi. Seperti Hujan Komet, deras,
keras dan membuatku tak berdaya. Seharian aku harus mengerjakan beberapa tugas
yang membuatku pusing. Mulai dari soal-soal, makalah, observasi, membuat
karangan, mengahapal materi dan lain-lain. Tapi inilah jalan penuh liku yang
harus aku lalui untuk menggapai cita-citaku.
Waktu begitu cepat berlalu , kini
aku duduk di sebuah ruangan menyeramkan, hanya ungkapan. Bersama teman-teman,
di ruangan ulangan kenaikan kelas. Walau ini kelasku juga, tapi menjadi sangat
menyeramkan karena kami di awasi oleh guru yang galak, tidak 2 guru yang galak.
Ditambah cuaca yang mendung dan betapa sialnya kami karena mereka mengawasi
kami pada saat jadwal Fisika dan Sejarah Indonesia. Untung saja aku belajar
dengan baik dan dapat menyelesaikan soal dengan baik. Namun keheningan kami
berubah saat pengawas yang ada di depan kelas kami berteriak dengan keras.
“ Hey kamu! Iya kamu yang paling
belakang!” guru pengawas itu menunjukku, tidak dia menunjuk teman yang ada di belakangku.
Ternyata dia menunjuk Deden.
“ Saya bu? “ dia kebingungan. Tiba-tiba
suasana kelas menjadi sangat tegang, kami hanya terpaku melihat wajah heran
Deden dan wajah garang pengawas kami.
“ Keluar kamu! Buat apa kamu disini
kalau hanya menyontek saja!” beliau menyuruh temanku itu untuk keluar, ternyata
selama ini dia terus menyontek jawabanku. Tapi kasihan juga dia, tak apalah
mungkin itu balasan dari Tuhan.
Hari demi hari telah aku lalui
bersama soal-soal yang amat sulit itu, akhirnya tibalah libur panjang semester
2 dan aku dinyatakan naik kelas XI dengan predikat juara 3 dikelas. Sungguh
menyenangkan tahun ini, aku bisa membuat orang tuaku bangga karena anaknya
masuk rangking 5 besar di kelasnya, di kelas X-IPA 1. Di sekolah favorit se
kota Intan, Garut. Dengan 1 prestasi yang membuatku bangga, aku berhasil masuk
mewakili kabupaten Garut dalam Lomba menulis essai tentang lingkungan Hidup,
dan sampai saat ini aku belum tahu hasilnya. Namun ada satu hal yang masih
belum aku dapatkan, ya Cinta. Cinta dari Cinta, perempuan tercantik yang ada di
sekolahku, itupun menurutku. Tapi aku akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk
mendapatkan cintanya. Entah kapan.
Ini hari pertama masuk sekolah, aku
begitu senang. Hari ini juga aku menjadi pembingbing kelas Masa Orientasi
peserta didik baru, adik-adik kelasku selama 3 hari dan tentunya dispensasi
dari kelas. Begitu banyak pengalaman yang aku dapat dari membingbing adik-adikku
ini, disamping dapat melatih kemampuanku memimpin serta bisa lebih dekat dengan
adik kelasku yang baru, akupun mendapat pernghargaan sebagai pembingbing
(instruktur Lokal) putra terbaik. Aku amat senang, dan setelah masa MOPD
berakhir aku ingin sesegera mungkin masuk ke kelas dan belajar seperti biasa, aku
sudah rindu waktu belajarku, aku juga rindu dengan semua teman-temanku,
terutama teman yang paling aku rindukan, Cinta. Kami semua sekelas lagi, aku
bersyukur karena selama 1 tahun kedepan aku masih bisa dekat dengannya.
Tak terasa waktu begitu cepat
berlalu, hari ini tanggal 1 November 2013. Hari ulang tahun Cinta, perempuan
yang paling aku cintai tentunya setelah ibuku. Seperti rencanaku tahun lalu,
aku akan memberikan kado untuk dia, kado misterius. Sebelumnya aku telah membeli
beberapa barang yang akan aku berikan, diantaranya Cokelat, sebuah figura
cantik bergambar hello kitty, sebuah buku catatan baru bergambar hello kitty
dan sepucuk surat. Cinta memang sangat menyukai tokoh animasi Hello Kitty. Aku
masukkan semua hadiah yang akan aku berikan secara diam-diam itu kedalam sebuah
kotak berpita merah muda, yang percis aku berikan kepadanya tahun lalu. Aku
simpan kado tersebut kedalam loker Cinta. Aku berikan secarik kertas diatasnya
“Untuk Cintaku, Cinta Adriani Putri” nama
yang indah. Isi dari sepucuk suratku kini lebih panjang ditambah sebait puisi,
isinya :
“Sudahlah Sudah Sedu Sedan kan berlalu
Ketika semilir angin makin mengiris telinga
Kabar-kabar berkibar
Dan getar makin terbakar
Ketika matahari hari ini
Berbeda dengan yang kemarin
Ketika mata dan hari pun
Telah memberi kesaksian lain
Ketika sedu sedan dan segala ratap
Tak lagi bisa diharap
Hanya kau yang harus
Ditatap....!
Aku
mencintaimu Cinta, jika kau tahu isi hatiku ini, hanya ada kau seorang yang
selalu mengisinya. Walau kau tak tahu siapa aku, suatu saat kau akan tahu
semuanya”
Cinta
membuka kado yang aku berikan, kado misterius di ulang tahunnya yang ke 16.
Seperti sebelumnya dia kebingungan, sepertinya muncul ribuan tanda tanya yang
muncul di kepalanya. Ingin sekali aku memberi tahunya bahwa akulah yang
memberikannya. Tapi itu hanya angan-angan, nyaliku terlalu kecil untuk
melakukannya. Aku juga takut jika aku melakukannya dia malah menjauh dariku
atau dia tak mau mengenalku lagi, dan hancurlah persahabatan kami ini.
Hari
ini hari yang begitu menegangkan, pembagian rapor. Aku bersama teman-teman
tercintaku ini mengobrol asyik mengenai hal-hal yang telah kami lewati selama 1
tahun ini. Namun begitu kagetnya aku saat Cinta tiba-tiba menarik tanganku,
membawaku keluar kelas dan menyuruhku duduk di koridor.
“
Sini deh yud, aku punya sesuatu buat kamu!” katanya sambil menyuruhku duduk.
Terlihat dia sedang menyembunyikan sesuatu di balik punggungnya.
“
Ada apa Cinta? “ kataku.
“
Kamu tutup mata dulu, lalu pegang ini “ katanya, aku menuruti saja apa yang dia
mau.
“
Ini apa cin? ” kataku semakin bingung.
“
Sekarang kamu buka mata kamu, lalu buka kotak itu!” katanya sambil tersenyum
padaku saat aku membuka mataku. Dan aku lihat ternyata kotak tersebut adalah
kotak yang aku berikan padanya di waktu ulang tahunnya.
“
Ini mungkin hari terakhir aku bertemu
kalian, termasuk kamu! Jadi tolong tuliskan sesuatu untukku ya! Cinta” begitulah
isi dari secarik kertas di balik kotak berpita merah muda itu. Aku kaget kenapa
dia menuliskannya seperti itu. Tapi aku tak begitu banyak bertanya. Selain
secarik kertas itu ada sebuah pulpen bergambar hello kitty dan sebuah buku
catatan yang bergambar hello kitty juga, ternyata buku yang aku berikan padanya
waktu itu. Lalu aku tuliskan apa yang Cinta minta melalui secarik kertas itu.
Lalu aku berikan padanya setelah aku tulis 3 kata di bukunya.
“
APA!!?? “ dia begitu kaget saat melihat tulisan yang aku tulis di buku
catatannya itu ‘Aku Cinta Kamu’.
“
iya Cinta, aku suka sama kamu. Sejak kita kelas X. Aku tak berani
menyampaikannya langsung. Jadi aku diam-diam memberikan kado padamu setiap
tahun” aku berkata dengan begitu gugup, air mataku berlinang. Hampir saja
menetes, aku langsung menyekanya dengan dasi yang aku pakai.
“
jadi selama ini... “ Cinta begitu shock dengan
apa yang aku katakan tadi. Tiba-tiba wajahnya terjatuh di atas pangkuan kedua
telapak tangannya. Lalu menangis dengan tersedu.
“
Maaf Cin, mungkin ini membuatmu begitu terpukul. Aku memang tak layak bagimu.
Tapi setidaknya aku telah nyatakan perasaan yang aku pendam selama 2 tahun ini”
kataku dengan nada yang begitu lemah. Sementara Cinta masih mendekapkan
wajahnya pada kedua tangannya yang manis, lalu tiba-tiba ia bangkit dan
mengusap air matanya
“
Yudha Pramoedya Riswanto, temanku yang baik. Maafkan aku karena selama ini aku
tak tahu tentang perasaanmu padaku ini. Tapi, aku tak bisa menerimamu Yud. Aku
harus Pindah ke Bandung Tahun depan saat aku kelas XII. Ayahku pindah bekerja,
dan kami terpaksa harus pindah ke Bandung” katanya dengan tersedu-sedu.
“
APA? Kamu mau pindah! “ mendengar apa yang dikatakan oleh Cinta aku seperti
tersambar petir dengan keras, serasa jantungku ini tiba-tiba berhenti berdetak.
“
iya Yud, maaf aku tak bisa menerimamu. Memang aku tak punya pacar sekarang.
Tapi aku ingin kita hanya sebatas teman saja” katanya dengan lirih.
“
Baiklah kalo begitu, aku ingin kamu tidak melupakan semua yang kita telah lalui
bersama di sekolah ini” kataku dengan berlinang air mata.
“ Kita
tetap berteman ya !“ katanya dengan senyumnya yang manis itu, lesung pipitnya terlihat
sangat lucu dan membuatku membalas senyumnya. Aku menunjukkan jari kelingkingku
tanda aku ingin dia bernjanji padaku. Dia membalasnya.
Sejak
itu aku tak lagi bertemu dengannya, dia hanya mengabari keadaanya lewat SMS 1
minggu setelah kita berpisah. Dan aku tak menerima kabarnya lagi sampai
sekarang. Aku serasa tak ada lagi yang bisa membuatku semangat di hari-hariku
sekolah di tahun terakhirku ini. Aku hanya bisa menerima kenyataan yang ada,
bahwa tuhan telah menakdirkan semua yang terjadi padaku. Aku bersyukur masih
bisa menjalani hidupku, walau tanpa bintang idamanku itu. Setelah beberapa lama
aku ditinggalkannya, aku sadar bahwa percuma meratapi kepergiannya. Aku harus
terus belajar, dan semakin giat agar mimpi-mimpiku bisa terwujud. Salah satunya
bisa bertemu dengan Cinta di perguruan tinggi dan bisa memberikannya Kado Ulang
tahun misterius dariku lagi. Tapi entahlah apakah mimpi tersebut bisa terwujud
atau tidak, yang pasti aku akan selalu berdo’a pada Tuhan.
“Terima
Kasih telah ada dalam hidupku, Cinta!” kataku sambil memandang langit malam
berbintang itu.
~Selesai~
0 komentar: