Cerpen : Kado Ulang Tahun yang Misterius

05.30 0 Comments

Kado Ulang Tahun yang Misterius”
Karya Dudin Solahudin XI MIA 2 SMAN 1 Garut

            Macet! Macet ini begitu menyebalkan, jika macet ini terus menggerogoti waktuku yang bisa-bisa hari ini aku bisa kesiangan, ditambah hari ini kan begitu spesial buatku. Jam dengan merek gambar singa meloncat ini sudah menunjukkan jarum jam nya menunjuk angka di antara 6 dan 7 di garis pertama dari angka 6. Tadinya aku akan berlari saja sampai sekolah, tapi melihat keadaan bahwa jarak ke sekolah masih jauh aku mengurungkan niatku. Aku heran padahal aku berangkat begitu pagi dari rumah dengan menggunakan angkot berwarna merah putih yang selalu aku gunakan untuk pergi ke sekolah, tapi ternyata aku terperangkap juga dalam kemacetan di kota intan ini. Setelah lebih dari 10 menit kendaraan yang aku naiki masih terjebak dalam macet, aku melihat-lihat jalan sekitar, ternyata sudah lumayan dekat dengan sekolah. Dengan terpaksa aku turun dan membayar ongkos kepada supir angkot yang berkumis itu dengan tubuhnya yang gempal. Aku langsung berlari karena takut rencanaku hari ini gagal. Akhirnya aku tiba di sekolah, ternyata waktuku masih cukup. Jam tanganku menunjukkan waktu pukul 06.30, aku langsung menyerbu kelasku yang tak begitu jauh dari gerbang sekolah. Di kelas ternyata hanya ada seorang temanku yang sibuk membaca buku, tapi aku tak menghiraukannya. Aku hanya menyapanya dengan ucapan “hai selamat pagi!”. Dengan terburu-buru aku langsung mendekati loker yang ada dibelakang kelasku, aku keluarkan sebuah kotak berbentuk balok dengan pita berwarna merah muda itu dari tasku, lalu aku memasukkannya kedalam loker yang ada di sebelah lokerku, memang tak dikunci karena, itu kebijakan sekolah. Kami tak berhak untuk menguncinya. Kebijakan itu berawal dari 2 minggu yang lalu, dengan ditemukannya barang-barang yang tidak layak ada di loker murid pada saat pemeriksaan oleh BK. Kembali ke loker, loker yang aku maksud adalah loker milik seorang teman perempuanku. Hari ini dia ulang tahun. Tak lama setelah aku memasukkan kado itu, beberapa teman yang lain datang dan langsung berteriak.
            “ Hey kalian PR Kimia udah belum?” kata temanku yang badannya kurus namun tinggi, namanya Adit.
            “ Ya sudah dong!” balasku,
            “ Liat dong! Aku ketiduran waktu malem” katanya,
            “ Nggak ah males!” kataku sambil membawa buku tugas Kimiaku keluar.
            “ Dasar pelit !” teriaknya dengan keras.
            Ternyata di luar suasana sudah semakin ramai, beberapa murid terges-gesa masuk kelas karena, sekitar 5 menit lagi bel masuk. Aku melihat teman-temanku dari jendela, beberapa dari mereka sedang sibuk menyalin tugas Kimia yang kemarin diberikan dan hari ini harus dikumpulkan. Tepat pada saat jam pertama dimulai. Dan dengan bunyi yang keras, bel masuk pun berbunyi. Dengan nada yang unik, ya lagu Happy Birthday. Pada saat itu juga beberapa dari kami di kelas berteriak dengan keras.
            “ Aduh gimana nih, aku belum beres! “ kata seorang temanku yang badannya gemuk sehat, namanya Deden.
            Tak lama setelah bel berbunyi ibu Ruswati, guru Kimia kami datang. Dia langsung menyuruhku mengumpulkan tugas yang kemarin dia berikan. Kebetulan aku ini KM. Saat aku mengumpulkan buku tugas, aku baru sadar dia belum datang. Apakah dia sakit? Atau dia kesiangan?, beribu tanda tanya timbul di kepala ku ini. Tapi ternyata saat aku memikirkannya dia datang dengan tergesa-gesa, dan langsung meminta masuk kepada bu guru.
            “ Kamu dari mana saja Cinta? “ kata bu Ruswati dengan heran.
            “Maaf bu, tadi saya mencari dulu buku tugas saya yang hilang, karena harus dikumpulkan sekarang. Tapi ternyata ada di bawah kasur saya bu ” katanya dengan tergesea-gesa dan sontak membuat semua murid yang ada di kelas tertawa terbahak-bahak.
            “ Ya sudah, kamu duduk sana. Kumpulkan tugasnya pada Yudha!” kata ibu dengan tegas.
            “ Baik bu! “ katanya sambil menundukkan kepalanya.
            Dia langsung duduk di kursinya, lalu mengeluarkan bukunya yang bersampul hello kitty itu , lalu memberikannya padaku.
            “ nih Yud “ sambil cemberut.
            “ keep smile Cinta! “ kataku dengan senyum sumringah. Dia membalas senyumku
            Tak terasa sudah pukul 09.50, waktunya istirahat, aku langsung mengajak alfi ke kantin, namun sebelum aku pergi, aku mengintip dari jendela, Cinta membuka lokernya lalu mengeluarkan sebuah kotak berpita merah muda itu, lalu tersenyum dengan bahagia. Kulihat dia membukanya, dia mengeluarkan boneka Hello kitty dan bunga Mawar merah dengan sehelai surat yang menempel di mawarnya. Setelah aku melihatnya membuka kado itu, dia terheran-heran dan terlihat kebingungan. Aku tertawa kecil lalu pergi ke kantin.
            “ Kenapa kamu Yud kok ketawa-ketawa sendiri gitu? ” tanya alfi sambil memegang keningku.
            “ Nggak kok! Hehe ” jawabku.
            Bel pulang pun berbunyi, murid-murid berhamburan pulang. Sebelum aku pulang aku sempatkan untuk menyimpan buku paketku yang berat-berat ini di lokerku. Tak kusadari ternyata Cinta sudah ada di sampingku, mengambil kotak cantik yang ia simpan tadi. Lalu kami berbincang-bincang sebentar.
            “ Hai Cinta, Selamat Ulang Tahun ya! Maaf gak bisa ngasih kado hehe” kataku dengan tersenyum.
            “ Iya makasih ya Yud! Aku senang. Gak  papa kok. Cuman aku lagi bingung nih” dia berkata dengan terheran-heran. Aku mulai gugup.
            “ Emang kenapa?” aku bertanya.
            “ Ini nih, ada kado dari seseorang, tak ada nama pengirimnya.” Dia memperlihatkan kadonya lalu membukanya.
            “ Wah.. keren.. isinya apa aja tuh? Boneka, mawar terus?” kataku terkagum-kagum sambil berpura-pura.
            “ Em.. sama ini nih. Sepucuk surat!” dia menunjukkan surat beramplop merah itu. Lalu aku membacanya,
            “ Happy Birthday Cinta, wish you all the best. Aku telah terjebak dalam hatimu Cinta. Aku tak bisa meninggalkan ruang di hatimu ini, karena aku mencintaimu” kubaca dengan keras, sambil terus berpura-pura.
            “ Sssst... jangan keras-keras. Aku bingung siapa yang kirim surat ini. Jangan-jangan kamu ya Yud!“ katanya sambil menatapku dengan wajah curiga. Aku pun tertawa keras.
            “ Hahahaha..cie yang ditembak wkwk. Mana ada aku ngasih kado itu diam-diam. Aku kan udah bilang maaf aku gak bisa ngasih kamu hadiah. Masa aku bisa gombal dan nembak gitu kayak kamu. Hiperbola banget kali.. ahaha” aku terus tertawa padahal pada saat itu aku gugup.
            Cinta hanya tersenyum dengan perasaan bingungnya yang masih terlihat d wajahnya yang manis itu. Lalu kamipun pulang.
Sekarang aku hanya duduk di kursi rotanku, di teras rumahku ini. Sembari melihat-lihat beranda facebook di ponselku. Aku kaget ternyata Cinta update statusnya. Begini bunyinya :
          
  “ Hai orang Misterius yang telah memberiku hadiah spesial ini. Terima kasih buat kadonya. Tapi, aku bingung siapa kamu. Mungkin seiring Waktu kamu akan muncul di hadapanku. “ begitulah isi dari statusnya. Aku tak menyukai ataupun mengomentari statusnya. Aku takut dia curiga.
            Hari ini hari Minggu, aku senang kemarin aku sukses memberikan kado misteriusku kepada Cinta. Perempuan tercantik di kelasku. Aku menyukainya diam-diam, walau kami baru kenal kurang dari 1 tahun ini. Tapi aku tak berani menembaknya, entahlah aku tidak bisa melakukan hal seperti itu, nyaliku terlalu kecil. Jadi aku hanya bisa menembaknya lewat surat bersama kado yang aku kirimnya secara diam-diam. Aku harap suatu hari dia tahu bahwa aku benar-benar mencintainya, walaupun aku tahu bahwa dia sedang dekat dengan seseorang. Ulangan kenaikan kelas akan segera tiba, 2 minggu lagi, dan tugas datang bertubi-tubi. Seperti Hujan Komet, deras, keras dan membuatku tak berdaya. Seharian aku harus mengerjakan beberapa tugas yang membuatku pusing. Mulai dari soal-soal, makalah, observasi, membuat karangan, mengahapal materi dan lain-lain. Tapi inilah jalan penuh liku yang harus aku lalui untuk menggapai cita-citaku.
            Waktu begitu cepat berlalu , kini aku duduk di sebuah ruangan menyeramkan, hanya ungkapan. Bersama teman-teman, di ruangan ulangan kenaikan kelas. Walau ini kelasku juga, tapi menjadi sangat menyeramkan karena kami di awasi oleh guru yang galak, tidak 2 guru yang galak. Ditambah cuaca yang mendung dan betapa sialnya kami karena mereka mengawasi kami pada saat jadwal Fisika dan Sejarah Indonesia. Untung saja aku belajar dengan baik dan dapat menyelesaikan soal dengan baik. Namun keheningan kami berubah saat pengawas yang ada di depan kelas kami berteriak dengan keras.
            “ Hey kamu! Iya kamu yang paling belakang!” guru pengawas itu menunjukku, tidak dia menunjuk teman yang ada di belakangku. Ternyata dia menunjuk Deden.
            “ Saya bu? “ dia kebingungan. Tiba-tiba suasana kelas menjadi sangat tegang, kami hanya terpaku melihat wajah heran Deden dan wajah garang pengawas kami.
            “ Keluar kamu! Buat apa kamu disini kalau hanya menyontek saja!” beliau menyuruh temanku itu untuk keluar, ternyata selama ini dia terus menyontek jawabanku. Tapi kasihan juga dia, tak apalah mungkin itu balasan dari Tuhan.
            Hari demi hari telah aku lalui bersama soal-soal yang amat sulit itu, akhirnya tibalah libur panjang semester 2 dan aku dinyatakan naik kelas XI dengan predikat juara 3 dikelas. Sungguh menyenangkan tahun ini, aku bisa membuat orang tuaku bangga karena anaknya masuk rangking 5 besar di kelasnya, di kelas X-IPA 1. Di sekolah favorit se kota Intan, Garut. Dengan 1 prestasi yang membuatku bangga, aku berhasil masuk mewakili kabupaten Garut dalam Lomba menulis essai tentang lingkungan Hidup, dan sampai saat ini aku belum tahu hasilnya. Namun ada satu hal yang masih belum aku dapatkan, ya Cinta. Cinta dari Cinta, perempuan tercantik yang ada di sekolahku, itupun menurutku. Tapi aku akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk mendapatkan cintanya. Entah kapan.
            Ini hari pertama masuk sekolah, aku begitu senang. Hari ini juga aku menjadi pembingbing kelas Masa Orientasi peserta didik baru, adik-adik kelasku selama 3 hari dan tentunya dispensasi dari kelas. Begitu banyak pengalaman yang aku dapat dari membingbing adik-adikku ini, disamping dapat melatih kemampuanku memimpin serta bisa lebih dekat dengan adik kelasku yang baru, akupun mendapat pernghargaan sebagai pembingbing (instruktur Lokal) putra terbaik. Aku amat senang, dan setelah masa MOPD berakhir aku ingin sesegera mungkin masuk ke kelas dan belajar seperti biasa, aku sudah rindu waktu belajarku, aku juga rindu dengan semua teman-temanku, terutama teman yang paling aku rindukan, Cinta. Kami semua sekelas lagi, aku bersyukur karena selama 1 tahun kedepan aku masih bisa dekat dengannya.
            Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, hari ini tanggal 1 November 2013. Hari ulang tahun Cinta, perempuan yang paling aku cintai tentunya setelah ibuku. Seperti rencanaku tahun lalu, aku akan memberikan kado untuk dia, kado misterius. Sebelumnya aku telah membeli beberapa barang yang akan aku berikan, diantaranya Cokelat, sebuah figura cantik bergambar hello kitty, sebuah buku catatan baru bergambar hello kitty dan sepucuk surat. Cinta memang sangat menyukai tokoh animasi Hello Kitty. Aku masukkan semua hadiah yang akan aku berikan secara diam-diam itu kedalam sebuah kotak berpita merah muda, yang percis aku berikan kepadanya tahun lalu. Aku simpan kado tersebut kedalam loker Cinta. Aku berikan secarik kertas diatasnya “Untuk Cintaku, Cinta Adriani Putri” nama yang indah. Isi dari sepucuk suratku kini lebih panjang ditambah sebait puisi, isinya :
Sudahlah Sudah Sedu Sedan kan berlalu

Ketika semilir angin makin mengiris telinga
Kabar-kabar berkibar
Dan getar makin terbakar
Ketika matahari hari ini
Berbeda dengan yang kemarin
Ketika mata dan hari pun
Telah memberi kesaksian lain
Ketika sedu sedan dan segala ratap
Tak lagi bisa diharap
Hanya kau yang harus
Ditatap....!

            Aku mencintaimu Cinta, jika kau tahu isi hatiku ini, hanya ada kau seorang yang selalu mengisinya. Walau kau tak tahu siapa aku, suatu saat kau akan tahu semuanya”
            Cinta membuka kado yang aku berikan, kado misterius di ulang tahunnya yang ke 16. Seperti sebelumnya dia kebingungan, sepertinya muncul ribuan tanda tanya yang muncul di kepalanya. Ingin sekali aku memberi tahunya bahwa akulah yang memberikannya. Tapi itu hanya angan-angan, nyaliku terlalu kecil untuk melakukannya. Aku juga takut jika aku melakukannya dia malah menjauh dariku atau dia tak mau mengenalku lagi, dan hancurlah persahabatan kami ini.
            Hari ini hari yang begitu menegangkan, pembagian rapor. Aku bersama teman-teman tercintaku ini mengobrol asyik mengenai hal-hal yang telah kami lewati selama 1 tahun ini. Namun begitu kagetnya aku saat Cinta tiba-tiba menarik tanganku, membawaku keluar kelas dan menyuruhku duduk di koridor.
            “ Sini deh yud, aku punya sesuatu buat kamu!” katanya sambil menyuruhku duduk. Terlihat dia sedang menyembunyikan sesuatu di balik punggungnya.
            “ Ada apa Cinta? “ kataku.
            “ Kamu tutup mata dulu, lalu pegang ini “ katanya, aku menuruti saja apa yang dia mau.
            “ Ini apa cin? ” kataku semakin bingung.
            “ Sekarang kamu buka mata kamu, lalu buka kotak itu!” katanya sambil tersenyum padaku saat aku membuka mataku. Dan aku lihat ternyata kotak tersebut adalah kotak yang aku berikan padanya di waktu ulang tahunnya.
            “ Ini mungkin hari terakhir aku bertemu kalian, termasuk kamu! Jadi tolong tuliskan sesuatu untukku ya! Cinta” begitulah isi dari secarik kertas di balik kotak berpita merah muda itu. Aku kaget kenapa dia menuliskannya seperti itu. Tapi aku tak begitu banyak bertanya. Selain secarik kertas itu ada sebuah pulpen bergambar hello kitty dan sebuah buku catatan yang bergambar hello kitty juga, ternyata buku yang aku berikan padanya waktu itu. Lalu aku tuliskan apa yang Cinta minta melalui secarik kertas itu. Lalu aku berikan padanya setelah aku tulis 3 kata di bukunya.
            “ APA!!?? “ dia begitu kaget saat melihat tulisan yang aku tulis di buku catatannya itu ‘Aku Cinta Kamu’.
            “ iya Cinta, aku suka sama kamu. Sejak kita kelas X. Aku tak berani menyampaikannya langsung. Jadi aku diam-diam memberikan kado padamu setiap tahun” aku berkata dengan begitu gugup, air mataku berlinang. Hampir saja menetes, aku langsung menyekanya dengan dasi yang aku pakai.
            “ jadi selama ini... “ Cinta begitu shock dengan apa yang aku katakan tadi. Tiba-tiba wajahnya terjatuh di atas pangkuan kedua telapak tangannya. Lalu menangis dengan tersedu.
            “ Maaf Cin, mungkin ini membuatmu begitu terpukul. Aku memang tak layak bagimu. Tapi setidaknya aku telah nyatakan perasaan yang aku pendam selama 2 tahun ini” kataku dengan nada yang begitu lemah. Sementara Cinta masih mendekapkan wajahnya pada kedua tangannya yang manis, lalu tiba-tiba ia bangkit dan mengusap air matanya
            “ Yudha Pramoedya Riswanto, temanku yang baik. Maafkan aku karena selama ini aku tak tahu tentang perasaanmu padaku ini. Tapi, aku tak bisa menerimamu Yud. Aku harus Pindah ke Bandung Tahun depan saat aku kelas XII. Ayahku pindah bekerja, dan kami terpaksa harus pindah ke Bandung” katanya dengan tersedu-sedu.
            “ APA? Kamu mau pindah! “ mendengar apa yang dikatakan oleh Cinta aku seperti tersambar petir dengan keras, serasa jantungku ini tiba-tiba berhenti berdetak.
            “ iya Yud, maaf aku tak bisa menerimamu. Memang aku tak punya pacar sekarang. Tapi aku ingin kita hanya sebatas teman saja” katanya dengan lirih.
            “ Baiklah kalo begitu, aku ingin kamu tidak melupakan semua yang kita telah lalui bersama di sekolah ini” kataku dengan berlinang air mata.
              “ Kita tetap berteman ya !“ katanya dengan senyumnya yang manis itu, lesung pipitnya terlihat sangat lucu dan membuatku membalas senyumnya. Aku menunjukkan jari kelingkingku tanda aku ingin dia bernjanji padaku. Dia membalasnya.
            Sejak itu aku tak lagi bertemu dengannya, dia hanya mengabari keadaanya lewat SMS 1 minggu setelah kita berpisah. Dan aku tak menerima kabarnya lagi sampai sekarang. Aku serasa tak ada lagi yang bisa membuatku semangat di hari-hariku sekolah di tahun terakhirku ini. Aku hanya bisa menerima kenyataan yang ada, bahwa tuhan telah menakdirkan semua yang terjadi padaku. Aku bersyukur masih bisa menjalani hidupku, walau tanpa bintang idamanku itu. Setelah beberapa lama aku ditinggalkannya, aku sadar bahwa percuma meratapi kepergiannya. Aku harus terus belajar, dan semakin giat agar mimpi-mimpiku bisa terwujud. Salah satunya bisa bertemu dengan Cinta di perguruan tinggi dan bisa memberikannya Kado Ulang tahun misterius dariku lagi. Tapi entahlah apakah mimpi tersebut bisa terwujud atau tidak, yang pasti aku akan selalu berdo’a pada Tuhan.
            “Terima Kasih telah ada dalam hidupku, Cinta!” kataku sambil memandang langit malam berbintang itu.
~Selesai~
           








            

Unknown

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar:

Cerpenku

Seni