Cerpen : Pertemuan Terakhir

05.22 1 Comments

Pertemuan Terakhir Kita
Karya Dudin Solahudin XI MIA 2 SMAN 1 Garut
Hari ini begitu cerah, kupandang langit yang biru itu. Terkadang gumpalan awannya menutupi mentari yang sedang tersenyum padaku. Rumput yang aku duduki sekarang seperti bergoyang-goyang menghiburku. Namun, ada satu hal yang selalu mengganjal dalam hati dan pikiranku ini. Aku tak bisa menikmati keindahan sang pencipta ini dengannya. Ya dengannya yang aku kagumi. Sambil kupandangi terus keindahan semestanya itu, aku dikejutkan oleh seseorang.
            “ Hey! Pagi-pagi kok udah melamun, di bawah pohon lagi! Kenapa, ada masalah? Cerita dong!.“ sahut teman dekatku, Muggy dengan sangat bersemangat.
            “ Eh kamu gy, daripada kamu pagi-pagi udah ngagetin orang. Aku gak apa-apa kok. Cuman lagi memandang langit. Kali aja ada bintang jatuh!.“ balasku lebih semangat darinya.
            “ Yee.. Kamu ini sakit ya? Mana ada bintang jatuh pagi-pagi gini, udah ada matahari pula. Ahmad ahmad, temanku ini memang aneh ya” Lanjutnya dengan ekspresi wajah yang heran, lalu aku hanya tertawa kecil.
            “ Hehe aku gak aneh kok, aku cuman unik aja.” Kataku dengan tersenyum manis.
            “ Terserah kamu deh mad, ke kelas yuk. Bentar lagi masuk kelas!. “ katanya sambil menarik tanganku dari lapangan sekolahku yang hijau itu.
***
Inilah yang aku inginkan selama beberapa hari ini, hal yang selalu aku pikirkan dalam lamunanku setiap saat. Bertemu dengan wanita idamanku, sahabatku sejak kecil, perempuan tercantik setelah ibuku. Dia menggenggam erat tanganku. Kami memandang langit malam berbintang itu, bergurau yang diselingi lawakanku yang membuatnya tertawa. Walau ini tak jelas terjadi. Aku bahagia bisa lagi bertemu dengannya namun tiba-tiba badai datang melanda, aku berpisah dengannya. Sempat beberapa kali aku berteriak-teriak minta tolong dan memanggil-manggil namanya, tapi keberuntungan tidak menyelimuti diriku. Aku hanyut dalam gelombang air yang menerpaku hingga basah kuyup.
“ Ahmad bangun, hey bangun! “ kata seseorang sambil menggerak-gerakkan bahuku. Lalu aku terperanjat bangun karena kepalaku basah di sirami air oleh nya.
“ M.. ma.. maaf pak. “ kataku dengan gemetaran, ternyata kejadian itu hanya mimpi.
“ Keluar kamu ! ini yang kedua kalinya ya kamu tidur di saat pelajaran saya.” Begitu keras ucapannya hingga membuat seisi ruangan tampak hening. Lalu dengan terpaksa aku keluar kelas dengan terus mengucapkan permintaan maafku pada beliau. Untung saja hanya kepalaku yang disiram olehnya, dan tak membasahi buku ataupun seragamku, karena ini satu-satunya seragam yang aku miliki.
Entah kenapa aku selalu memikirkannya, dalam mimpiku, dalam lamunanku dan disaat aku sendiri. Mungkin dia teman yang tak pernah bisa digantikan. Namanya Yuni indah pertiwi, nama yang indah menurutku. Dia sahabatku sejak kami kelas 3 SD. Kami sering bermain bersama, belajar bersama, mengaji bersama, dan pastinya sekolah kami sama. Waktu kami kecil kami sering sekali membuat origami. Dia sering sekali mengajariku cara membuat origami yang ia temukan. Membuat burung, bunga dan sebagainya. Dia sangat terampil dalam hal itu. Kami bersekolah di sekolah yang sama, duduk di bangku yang sama dan pulang dari sekolah selalu bersama. Rumah kami berdampingan, kami tinggal di desa yang aman. Di suatu kota yang indah, kabupaten Garut. Namun kebersamaan kami itu berakhir saat ayahnya meninggal dunia, di saat kami masih kelas 2 SMP. Kami harus berpisah karena dia harus berpindah ke kota Solo. Bersama ibunya yang telah sendiri itu. Aku masih ingat kata-kata terkahir dari sahabatku itu.
“ Jaga diri kamu baik-baik ya, kamu harus banyak-banyak baca buku biar kamu pintar. Setiap kamu kangen sama aku pandangilah langit malam berbintang yang indah itu. Nanti aku juga akan melakukannya sambil mengingat kenangan kita berdua. Kapan-kapan aku akan main ke Garut atau kamu harus mengunjungiku ke Solo nanti. Selamat tinggal ya mad!. “ katanya dengan terbata-bata, matanya berlinang hingga air matanya terjatuh. Aku memeluknya erat.
“ Ya yun, kamu juga harus jaga diri kamu baik-baik. Juga kalo kamu nanti kangen sama aku. Aku punya 3 pilihan selain yang kamu sebutkan tadi, SMS lah nomor ibuku ini.” Kataku sambil memberikan secarik kertas  itu, maklumlah waktu itu Handphone masih sangat jarang dipakai oleh banyak orang, apalagi waktu itu aku masih kelas 2 SMP,
“ Yang kedua kita akan saling berkirim surat, jika kamu ingin curhat padaku. Lewat pak pos yang sering kita bicarakan, dan yang terakhir..” aku mengeluarkan sebuah kotak dari ranselku, “ jika nanti kau rindu padaku ingatlah kenangan kita bersama ini.” Aku berikan kotak itu, isinya album kenangan kita berdua.
Aku sadar, aku dan Yuni terpisah jauh. Dia sekarang sudah tinggal di Solo sana, setelah kami berpisah. 1 minggunya dia mengabariku, bahwa dia rindu padaku. Dia sering sekali melihat-lihat bintang malam sambil membuat origami bintang dan mengingat-ngingat masa lalu kita berdua. Dia juga senang, setiap hari dia bisa melihat matahari terbenam, rumahnya dekat sekali dengan pantai. Aku senang dia bisa mengabariku walau hanya sebatas SMS yang begitu singkat itu, namun disaat aku membalasnya dia tak membalas balik SMS yang aku kirim padanya. Hingga sekarang kabarnya tak muncul lagi, SMS ataupun surat dari POS.
“ Maaf nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi. “ begitulah suara saat aku mencoba menelfon nomor handphone dari SMS yang aku terima sejak 2 tahun yang lalu. Aku ingin mendengar kabarnya lagi, aku tahu dia akan begitu cantik. Di tingkat SMA, kelas 1. Ingin sekali aku mengirim surat padanya, namun setiap kali aku menulis surat untuknya, aku tak bisa mengirimkannya. Aku lupa meminta alamat rumahnya, sungguh penyesalan yang aku lakukan. Kalau saja waktu itu aku tahu alamat rumahnya aku pasti bisa mengabari kabarku sekarang.
***
Ketukan pintu ruang tamu begitu mengganggu tidur siangku di akhir pekan ini. Aku bukakan pintunya. Begitu kagetnya aku, dengan wajah cemberut bangun tidurku berubah menjadi wajah seseorang yang seperti baru mendapat hadiah utama dalam acara TV swasta, mungkin berlebihan. Ternyata yang mengetuk pintu adalah pak POS berseragam oranye putih itu. Aku yakin dia membawa kabar gembira.
“ Selamat siang. Ada saudara Ahmad Maulana?.” Tanyanya sambil membaca amplop yang ada di tangannya.
“ Dengan saya sendiri pak!. “ kataku dengan begitu bersemangat.
“ ini ada surat mas!. “ katanya dengan ramah, memberikan senyumannya padaku.
“ Oh..Dari : Yuni indah pertiwi, Ronggolewo, Solo. Wahh ini surat dari Yuni!.” Teriakku, lalu berterima kasih pada pak Pos yang berjasa itu, lalu dia pergi. Aku baca isi surat darinya, surat yang aku tunggu-tunggu bertahun-tahun.
“ Hai mad, gimana kabarnya? Maaf selama 2 tahun ini aku gak memberikan kabarku. Maaf juga aku gak bisa ngirim SMS, handphone ibuku rusak tersapu ombak. Aku disini baik-baik saja, aku sudah masuk SMA sekarang, di SMA Negeri 11 Solo. Kamu sekarang sekolah dimana? Aku disini senang punya banyak teman, tapi gak punya teman seunik kamu itu, .... “ aku baca surat dari Yuni dengan begitu senang, ini Surat terindah darinya, tak hanya surat yang terdiri dari 2 lembar itu, dia juga menyelipkan foto axis wajahnya yang sekarang. Dia begitu ayu dan cantik sekali. Ingin sekali aku mencubit pipinya yang sedikit chubby itu, dia juga mencantumkan nomor HPnya. Setelah surat itu aku baca, aku sering sekali berkirim SMS, namun tak setiap hari. Karena katanya sinyal disana begitu tidak memadai, dan sangat susah sekali untuk berkomunikasi denganku.
Akhirnya datang juga waktu liburan semester 1, rencananya di liburanku kali ini aku akan pergi ke Solo sendirian untuk bertemu Yuni, sahabatku. Yang hari-demi hari aku malah ingin dia bukan hanya menganggapku sebatas teman. Tapi juga kekasih, namun aku pikir itu hanya gurauanku saja. Setelah aku mengabarinya lewat SMS, aku berangkat menggunakan Kereta api dari stasiun Cibatu. Aku berangkat dari rumah begitu pagi karena kereta dijadwalkan datang pukul 07.00.
“ Kepada penumpang kereta api ekonomi Serayu jurusan Jawa Tengah dan Timur. Dengan hormat kami mohon maaf karena, kereta api tersebut akan mengalami keterlambatan karena kereta anjlok di daerah Cikampek. Dimohon untuk menunggu. Sekali lagi ... “ aku mendengarkan pengumuman dari kepala stasiun, ternyata kereta yang akan aku naiki akan terlambat tiba. Ini membuatku kesal. Setelah menunggu keterlambatannya yang begitu lama itu, akhirnya pukul 09.30 kereta api pun datang. Aku naik di gerbong ke 3. Ku habiskan waktu yang begitu lama itu, dengan membaca buku, mendengarkan lagu dari hpku, ataupun sebatas memandang pemandangan yang indah sepanjang perjalanan.
Setelah kurang lebih 10 jam akhirnya aku sampai di kota Solo, tak cukup naik kereta. Aku pun harus beberapa kali lagi naik bus kecil serta angkot untuk sampai di rumah Yuni. Rumahnya sedikit terpencil. Hingga pukul setengah 8 malam akhirnya aku sampai di desa dimana Yuni tinggal, setelah bertanya-tanya pada warga sekitar akhirnya aku bisa menemukan rumah Yuni. Rumahnya sederhana, menghadap pantai. Begitu indah pemandangan yang aku lihat waktu itu, ombak yang menggulung itu tersinari sinar bulan purnama. Tak lupa bintang menemaninya.
“ Assalamualaikum. “ kataku
“ Waalaikumsalam. “ kata seorang perempuan manis berkerudung, tampilannya begitu cantik. Meluluhkan kelelahanku selama ini. Mencair menjadi kesejukan tiada tara. Akhirnya aku bisa bertemu dengan wanita idamanku itu, wanita yang menjadi sahabatku selama ini, wanita yang selalu mengisi ruang hatiku ini. Lalu dia mempersilahkanku masuk
“ Hai Yuni, gimana kabarnya? Sudah 2 tahun kita bertemu tapi kamu sudah banyak berubah yah!” kataku menyanjungnya.
“ Aku baik baik saja kok, kamu juga sudah banyak berubah. Suara kamu sudah semakin besar. Kamu juga jerawatan, udah jenggotan pula. Hihi.” Dia tertawa geli, namun begitu lucu.
“ Kamu juga semakin cantik kok. Eh Yun. Kita keluar yuk, liat bulan sama bintang pacaran. “ kataku membuat guyonan yang membuatnya tertawa kembali, sudah lama kami tidak tertawa bersama lagi seperti ini.
Aku memandang langit bersamanya, langit berbintang yang indah itu. Sesekali aku menceritakan tentang apa yang telah terjadi selama ini. Dia juga menceritakan hal yang sama. Kami tertawa bersama, dan menikmati malam yang indah ini. Sungguh malam yang begitu indahnya.
“ Yun liat deh, bintang itu namanya Orion, yang itu Capella, nah yang kebiru-biruan itu Cannopus, dan yang paling bersinar di gugusan sana itu Vega. Indah-indah kan namanya!.” Kataku sambil menunjuk beberapa bintang.
“ iya deh iya. Kamu kan yang paling tahu tentang bintang. Hehe. “ katanya sambil mencubit pipiku, cubitan terlembut yang aku rindukan.
“ Kamu tahu gak yun, persamaan langit sama mata kamu?.” Sahutku menggombal.
“ Apa ya? Gak tahu deh.” jawabnya
“ Sama-sama indah soalnya tiap aku liat langit sama mata kamu terpancar bintang yang meluluhkan hatiku. Hahaha.” Jawabku sambil tertawa, padahal aku benar-benar mengungkapkannya sepenuh hati.
“ Ah kamu ini gombal ya mad! Udah malem banget nih. masuk ke rumah yuk!” katanya mengajakku masuk ke rumahnya. Tapi aku menggenggam tangannya.
“ Yun aku mau ngomong sesuatu sama kamu!” sudah aku kumpulkan semua nyali besarku dalam suatu kumpulan kata-kata yang berarti besar. Mengungkapkan apa yang harus aku ungkapkan selama ini. Namun nyali itu hancur saat aku bangun. Aku tak berdaya
“ Ngomong apa tuan gombal?” katanya dengan tersenyum manis, lesung pipitnya terlihat jelas dimukanya.
“ em... anu.. itu ada nyamuk di kepala kamu. Tuhkan terbang” nyaliku hancur seketika, luluh bersama angin pantai yang dingin itu.
“ Dasar kamu ini ya! Kirain apaan.” sahutnya lalu dia mengajakku masuk ke rumahnya dan mempersilahkanku tidur di kamarnya yang kosong. Aku harap aku bisa tidur lelap dengan dia di mimpiku.
Tak lama aku di rumahnya, hari ini aku harus pulang ke Garut. Akan jadi perjalanan panjang lagi setelah ini. Dia mengantarku ke stasiun. Katanya dia juga ingin membeli beberapa barang di kota.
“ Mad jaga diri kamu baik baik ya, aku akan memberikan kabarku setiap minggu. Aku akan telefon kamu. Kamu yang rajin ya belajar. Kamu juga harus berprestasi seperti yang kamu lakukan waktu SMP.” Katanya dengan ekspresi yang senang.
“ Iya yun kamu juga. Aku akan mengabari kamu juga. Kamu baik-baik ya.” Kataku sebelum aku berangkat naik kereta ekonomi itu. Lalu kami berpisah. Tangannya melambai-lambai. Wajahnya terlihat memancarkan senyuman yang manis, lalu terlihat mengecil dan tak bisa kulihat lagi. Hilang dalam kejauhan, tak sampai aku menyatakan perasaanku. Aku ingin dia tahu perasaanku selama ini. Mungkin dia akan tahu nanti, diberi tahu oleh angin dan sahabat malamku, bintang.
***
Pertemuan itu menjadi pertemuanku yang terakhir. Tak sampai 1 bulan setelah pertemuan itu terjadi, ternyata aku harus ikut pindah bersama ayah dan ibuku ke padang. Ayahku berpindah tempat kerja, otomatis kami harus ikut juga. Sekolahku pun pindah, Padang begitu berbeda dari Garut. Mulai dari bahasanya, adat istiadat, sosial dan hal lain yang memaksaku beradaptasi dengannya.
Aku tak bisa lagi pergi ke Solo bertemu dengan Yuni. Sialnya aku kehilangan lagi jejaknya, Surat-surat darinya aku simpan dalam sebuah kotak yang aku simpan waktu di Garut dan lupa tak kubawa. Aku tak mengingat alamatnya. Alhasil aku tak bisa mengirimi dia surat. Aku juga tak bisa mengiriminya SMS. Handphone milikku rusak, jatuh dari mobil hancur berkeping-keping termasuk kartu SIMnya tak sempat aku mengkopi nomornya, tak ku ingat juga nomornya. Mana bisa aku tak mengingat nomor orang yang aku cintai itu. Penyesalan yang tiada akhirnya.
Kini aku hanya menjalani hari-hariku di padang, aku tak lagi pergi ke Garut. Apalagi ke Solo. Aku tak bisa mengirim surat atau pun SMS. Aku sadar aku tak mungkin bisa bertemu dengannya. Mungkin hanya keajaiban Allah yang bisa menyatukan kita. Aku tak ingin rasa ini terus bergejolak dan mengganggu kehidupan sekolahku. Aku tak ingin kau menguasai hatiku ini lagi. Cukup aku dan Tuhan yang mengetahui perasaanku ini. Aku ingin selalu ingat, menyimpan bahkan mengubur kenangan kita dulu. Lalu aku lupakan rasa yang pernah ada di hatiku ini.
Jika Tuhan mengijinkan aku ingin kita bertemu lagi, Yuni “
Selesai



Unknown

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

1 komentar:

  1. http://nalurerenewws.blogspot.com/2018/08/taipanqq-4-kebiasaan-tidur-orang.html

    Taipanbiru
    TAIPANBIRU . COM | QQTAIPAN .NET | ASIATAIPAN . COM |
    -KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
    Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID terbaik nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    1 user ID sudah bisa bermain 8 Permainan.
    BandarQ
    AduQ
    Capsasusun
    Domino99
    Poker
    BandarPoker
    Sakong
    Bandar66

    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • WA: +62 813 8217 0873
    • BB : E314EED5

    Daftar taipanqq

    Taipanqq

    taipanqq.com

    Agen BandarQ

    Kartu Online

    Taipan1945

    Judi Online

    AgenSakong

    BalasHapus

Cerpenku

Seni