Cerpen : Pertemuan Terakhir
Pertemuan
Terakhir Kita
Karya Dudin
Solahudin XI MIA 2 SMAN 1 Garut
Hari ini begitu cerah, kupandang langit yang biru itu.
Terkadang gumpalan awannya menutupi mentari yang sedang tersenyum padaku. Rumput
yang aku duduki sekarang seperti bergoyang-goyang menghiburku. Namun, ada satu
hal yang selalu mengganjal dalam hati dan pikiranku ini. Aku tak bisa menikmati
keindahan sang pencipta ini dengannya. Ya dengannya yang aku kagumi. Sambil
kupandangi terus keindahan semestanya itu, aku dikejutkan oleh seseorang.
“ Hey! Pagi-pagi kok udah melamun,
di bawah pohon lagi! Kenapa, ada masalah? Cerita dong!.“ sahut teman dekatku,
Muggy dengan sangat bersemangat.
“ Eh kamu gy, daripada kamu
pagi-pagi udah ngagetin orang. Aku gak apa-apa kok. Cuman lagi memandang
langit. Kali aja ada bintang jatuh!.“ balasku lebih semangat darinya.
“ Yee.. Kamu ini sakit ya? Mana ada
bintang jatuh pagi-pagi gini, udah ada matahari pula. Ahmad ahmad, temanku ini
memang aneh ya” Lanjutnya dengan ekspresi wajah yang heran, lalu aku hanya
tertawa kecil.
“ Hehe aku gak aneh kok, aku cuman
unik aja.” Kataku dengan tersenyum manis.
“ Terserah kamu deh mad, ke kelas
yuk. Bentar lagi masuk kelas!. “ katanya sambil menarik tanganku dari lapangan
sekolahku yang hijau itu.
***
Inilah yang aku inginkan selama beberapa hari ini, hal yang
selalu aku pikirkan dalam lamunanku setiap saat. Bertemu dengan wanita
idamanku, sahabatku sejak kecil, perempuan tercantik setelah ibuku. Dia
menggenggam erat tanganku. Kami memandang langit malam berbintang itu, bergurau
yang diselingi lawakanku yang membuatnya tertawa. Walau ini tak jelas terjadi.
Aku bahagia bisa lagi bertemu dengannya namun tiba-tiba badai datang melanda,
aku berpisah dengannya. Sempat beberapa kali aku berteriak-teriak minta tolong
dan memanggil-manggil namanya, tapi keberuntungan tidak menyelimuti diriku. Aku
hanyut dalam gelombang air yang menerpaku hingga basah kuyup.
“ Ahmad bangun, hey bangun! “ kata seseorang sambil
menggerak-gerakkan bahuku. Lalu aku terperanjat bangun karena kepalaku basah di
sirami air oleh nya.
“ M.. ma.. maaf pak. “ kataku dengan gemetaran, ternyata
kejadian itu hanya mimpi.
“ Keluar kamu ! ini yang kedua kalinya ya kamu tidur di saat
pelajaran saya.” Begitu keras ucapannya hingga membuat seisi ruangan tampak hening.
Lalu dengan terpaksa aku keluar kelas dengan terus mengucapkan permintaan
maafku pada beliau. Untung saja hanya kepalaku yang disiram olehnya, dan tak
membasahi buku ataupun seragamku, karena ini satu-satunya seragam yang aku
miliki.
Entah kenapa aku selalu memikirkannya, dalam mimpiku, dalam
lamunanku dan disaat aku sendiri. Mungkin dia teman yang tak pernah bisa
digantikan. Namanya Yuni indah pertiwi, nama yang indah menurutku. Dia
sahabatku sejak kami kelas 3 SD. Kami sering bermain bersama, belajar bersama,
mengaji bersama, dan pastinya sekolah kami sama. Waktu kami kecil kami sering
sekali membuat origami. Dia sering sekali mengajariku cara membuat origami yang
ia temukan. Membuat burung, bunga dan sebagainya. Dia sangat terampil dalam hal
itu. Kami bersekolah di sekolah yang sama, duduk di bangku yang sama dan pulang
dari sekolah selalu bersama. Rumah kami berdampingan, kami tinggal di desa yang
aman. Di suatu kota yang indah, kabupaten Garut. Namun kebersamaan kami itu
berakhir saat ayahnya meninggal dunia, di saat kami masih kelas 2 SMP. Kami
harus berpisah karena dia harus berpindah ke kota Solo. Bersama ibunya yang
telah sendiri itu. Aku masih ingat kata-kata terkahir dari sahabatku itu.
“ Jaga diri kamu baik-baik ya, kamu harus banyak-banyak baca
buku biar kamu pintar. Setiap kamu kangen sama aku pandangilah langit malam
berbintang yang indah itu. Nanti aku juga akan melakukannya sambil mengingat
kenangan kita berdua. Kapan-kapan aku akan main ke Garut atau kamu harus
mengunjungiku ke Solo nanti. Selamat tinggal ya mad!. “ katanya dengan
terbata-bata, matanya berlinang hingga air matanya terjatuh. Aku memeluknya
erat.
“ Ya yun, kamu juga harus jaga diri kamu baik-baik. Juga kalo
kamu nanti kangen sama aku. Aku punya 3 pilihan selain yang kamu sebutkan tadi,
SMS lah nomor ibuku ini.” Kataku sambil memberikan secarik kertas itu, maklumlah waktu itu Handphone masih
sangat jarang dipakai oleh banyak orang, apalagi waktu itu aku masih kelas 2
SMP,
“ Yang kedua kita akan saling berkirim surat, jika kamu ingin
curhat padaku. Lewat pak pos yang sering kita bicarakan, dan yang terakhir..”
aku mengeluarkan sebuah kotak dari ranselku, “ jika nanti kau rindu padaku
ingatlah kenangan kita bersama ini.” Aku berikan kotak itu, isinya album
kenangan kita berdua.
Aku sadar, aku dan Yuni terpisah jauh. Dia sekarang sudah
tinggal di Solo sana, setelah kami berpisah. 1 minggunya dia mengabariku, bahwa
dia rindu padaku. Dia sering sekali melihat-lihat bintang malam sambil membuat
origami bintang dan mengingat-ngingat masa lalu kita berdua. Dia juga senang,
setiap hari dia bisa melihat matahari terbenam, rumahnya dekat sekali dengan
pantai. Aku senang dia bisa mengabariku walau hanya sebatas SMS yang begitu
singkat itu, namun disaat aku membalasnya dia tak membalas balik SMS yang aku
kirim padanya. Hingga sekarang kabarnya tak muncul lagi, SMS ataupun surat dari
POS.
“ Maaf nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah
beberapa saat lagi. “ begitulah suara saat aku mencoba menelfon nomor handphone
dari SMS yang aku terima sejak 2 tahun yang lalu. Aku ingin mendengar kabarnya
lagi, aku tahu dia akan begitu cantik. Di tingkat SMA, kelas 1. Ingin sekali
aku mengirim surat padanya, namun setiap kali aku menulis surat untuknya, aku
tak bisa mengirimkannya. Aku lupa meminta alamat rumahnya, sungguh penyesalan
yang aku lakukan. Kalau saja waktu itu aku tahu alamat rumahnya aku pasti bisa
mengabari kabarku sekarang.
***
Ketukan pintu ruang tamu begitu mengganggu tidur siangku di
akhir pekan ini. Aku bukakan pintunya. Begitu kagetnya aku, dengan wajah
cemberut bangun tidurku berubah menjadi wajah seseorang yang seperti baru
mendapat hadiah utama dalam acara TV swasta, mungkin berlebihan. Ternyata yang
mengetuk pintu adalah pak POS berseragam oranye putih itu. Aku yakin dia
membawa kabar gembira.
“ Selamat siang. Ada saudara Ahmad Maulana?.” Tanyanya sambil
membaca amplop yang ada di tangannya.
“ Dengan saya sendiri pak!. “ kataku dengan begitu
bersemangat.
“ ini ada surat mas!. “ katanya dengan ramah, memberikan
senyumannya padaku.
“ Oh..Dari : Yuni indah pertiwi, Ronggolewo, Solo. Wahh ini
surat dari Yuni!.” Teriakku, lalu berterima kasih pada pak Pos yang berjasa
itu, lalu dia pergi. Aku baca isi surat darinya, surat yang aku tunggu-tunggu
bertahun-tahun.
“ Hai mad, gimana kabarnya? Maaf selama 2 tahun ini aku gak
memberikan kabarku. Maaf juga aku gak bisa ngirim SMS, handphone ibuku rusak
tersapu ombak. Aku disini baik-baik saja, aku sudah masuk SMA sekarang, di SMA
Negeri 11 Solo. Kamu sekarang sekolah dimana? Aku disini senang punya banyak
teman, tapi gak punya teman seunik kamu itu, .... “ aku baca surat dari Yuni
dengan begitu senang, ini Surat terindah darinya, tak hanya surat yang terdiri
dari 2 lembar itu, dia juga menyelipkan foto axis wajahnya yang sekarang. Dia
begitu ayu dan cantik sekali. Ingin sekali aku mencubit pipinya yang sedikit chubby
itu, dia juga mencantumkan nomor HPnya. Setelah surat itu aku baca, aku sering
sekali berkirim SMS, namun tak setiap hari. Karena katanya sinyal disana begitu
tidak memadai, dan sangat susah sekali untuk berkomunikasi denganku.
Akhirnya datang juga waktu liburan semester 1, rencananya di
liburanku kali ini aku akan pergi ke Solo sendirian untuk bertemu Yuni,
sahabatku. Yang hari-demi hari aku malah ingin dia bukan hanya menganggapku
sebatas teman. Tapi juga kekasih, namun aku pikir itu hanya gurauanku saja.
Setelah aku mengabarinya lewat SMS, aku berangkat menggunakan Kereta api dari
stasiun Cibatu. Aku berangkat dari rumah begitu pagi karena kereta dijadwalkan
datang pukul 07.00.
“ Kepada penumpang kereta api ekonomi Serayu jurusan Jawa
Tengah dan Timur. Dengan hormat kami mohon maaf karena, kereta api tersebut
akan mengalami keterlambatan karena kereta anjlok di daerah Cikampek. Dimohon
untuk menunggu. Sekali lagi ... “ aku mendengarkan pengumuman dari kepala
stasiun, ternyata kereta yang akan aku naiki akan terlambat tiba. Ini membuatku
kesal. Setelah menunggu keterlambatannya yang begitu lama itu, akhirnya pukul
09.30 kereta api pun datang. Aku naik di gerbong ke 3. Ku habiskan waktu yang begitu
lama itu, dengan membaca buku, mendengarkan lagu dari hpku, ataupun sebatas
memandang pemandangan yang indah sepanjang perjalanan.
Setelah kurang lebih 10 jam akhirnya aku sampai di kota Solo,
tak cukup naik kereta. Aku pun harus beberapa kali lagi naik bus kecil serta
angkot untuk sampai di rumah Yuni. Rumahnya sedikit terpencil. Hingga pukul
setengah 8 malam akhirnya aku sampai di desa dimana Yuni tinggal, setelah
bertanya-tanya pada warga sekitar akhirnya aku bisa menemukan rumah Yuni.
Rumahnya sederhana, menghadap pantai. Begitu indah pemandangan yang aku lihat
waktu itu, ombak yang menggulung itu tersinari sinar bulan purnama. Tak lupa
bintang menemaninya.
“ Assalamualaikum. “ kataku
“ Waalaikumsalam. “ kata seorang perempuan manis berkerudung,
tampilannya begitu cantik. Meluluhkan kelelahanku selama ini. Mencair menjadi
kesejukan tiada tara. Akhirnya aku bisa bertemu dengan wanita idamanku itu,
wanita yang menjadi sahabatku selama ini, wanita yang selalu mengisi ruang
hatiku ini. Lalu dia mempersilahkanku masuk
“ Hai Yuni, gimana kabarnya? Sudah 2 tahun kita bertemu tapi
kamu sudah banyak berubah yah!” kataku menyanjungnya.
“ Aku baik baik saja kok, kamu juga sudah banyak berubah.
Suara kamu sudah semakin besar. Kamu juga jerawatan, udah jenggotan pula.
Hihi.” Dia tertawa geli, namun begitu lucu.
“ Kamu juga semakin cantik kok. Eh Yun. Kita keluar yuk, liat
bulan sama bintang pacaran. “ kataku membuat guyonan yang membuatnya tertawa
kembali, sudah lama kami tidak tertawa bersama lagi seperti ini.
Aku memandang langit bersamanya, langit berbintang yang indah
itu. Sesekali aku menceritakan tentang apa yang telah terjadi selama ini. Dia
juga menceritakan hal yang sama. Kami tertawa bersama, dan menikmati malam yang
indah ini. Sungguh malam yang begitu indahnya.
“ Yun liat deh, bintang itu namanya Orion, yang itu Capella,
nah yang kebiru-biruan itu Cannopus, dan yang paling bersinar di gugusan sana
itu Vega. Indah-indah kan namanya!.” Kataku sambil menunjuk beberapa bintang.
“ iya deh iya. Kamu kan yang paling tahu tentang bintang.
Hehe. “ katanya sambil mencubit pipiku, cubitan terlembut yang aku rindukan.
“ Kamu tahu gak yun, persamaan langit sama mata kamu?.”
Sahutku menggombal.
“ Apa ya? Gak tahu deh.” jawabnya
“ Sama-sama indah soalnya tiap aku liat langit sama mata kamu
terpancar bintang yang meluluhkan hatiku. Hahaha.” Jawabku sambil tertawa,
padahal aku benar-benar mengungkapkannya sepenuh hati.
“ Ah kamu ini gombal ya mad! Udah malem banget nih. masuk ke
rumah yuk!” katanya mengajakku masuk ke rumahnya. Tapi aku menggenggam
tangannya.
“ Yun aku mau ngomong sesuatu sama kamu!” sudah aku kumpulkan
semua nyali besarku dalam suatu kumpulan kata-kata yang berarti besar.
Mengungkapkan apa yang harus aku ungkapkan selama ini. Namun nyali itu hancur
saat aku bangun. Aku tak berdaya
“ Ngomong apa tuan gombal?” katanya dengan tersenyum manis,
lesung pipitnya terlihat jelas dimukanya.
“ em... anu.. itu ada nyamuk di kepala kamu. Tuhkan terbang”
nyaliku hancur seketika, luluh bersama angin pantai yang dingin itu.
“ Dasar kamu ini ya! Kirain apaan.” sahutnya lalu dia mengajakku
masuk ke rumahnya dan mempersilahkanku tidur di kamarnya yang kosong. Aku harap
aku bisa tidur lelap dengan dia di mimpiku.
Tak lama aku di rumahnya, hari ini aku harus pulang ke Garut.
Akan jadi perjalanan panjang lagi setelah ini. Dia mengantarku ke stasiun.
Katanya dia juga ingin membeli beberapa barang di kota.
“ Mad jaga diri kamu baik baik ya, aku akan memberikan
kabarku setiap minggu. Aku akan telefon kamu. Kamu yang rajin ya belajar. Kamu
juga harus berprestasi seperti yang kamu lakukan waktu SMP.” Katanya dengan
ekspresi yang senang.
“ Iya yun kamu juga. Aku akan mengabari kamu juga. Kamu
baik-baik ya.” Kataku sebelum aku berangkat naik kereta ekonomi itu. Lalu kami
berpisah. Tangannya melambai-lambai. Wajahnya terlihat memancarkan senyuman
yang manis, lalu terlihat mengecil dan tak bisa kulihat lagi. Hilang dalam
kejauhan, tak sampai aku menyatakan perasaanku. Aku ingin dia tahu perasaanku
selama ini. Mungkin dia akan tahu nanti, diberi tahu oleh angin dan sahabat
malamku, bintang.
***
Pertemuan itu menjadi pertemuanku yang terakhir. Tak sampai 1
bulan setelah pertemuan itu terjadi, ternyata aku harus ikut pindah bersama
ayah dan ibuku ke padang. Ayahku berpindah tempat kerja, otomatis kami harus
ikut juga. Sekolahku pun pindah, Padang begitu berbeda dari Garut. Mulai dari
bahasanya, adat istiadat, sosial dan hal lain yang memaksaku beradaptasi
dengannya.
Aku tak bisa lagi pergi ke Solo bertemu dengan Yuni. Sialnya
aku kehilangan lagi jejaknya, Surat-surat darinya aku simpan dalam sebuah kotak
yang aku simpan waktu di Garut dan lupa tak kubawa. Aku tak mengingat
alamatnya. Alhasil aku tak bisa mengirimi dia surat. Aku juga tak bisa
mengiriminya SMS. Handphone milikku rusak, jatuh dari mobil hancur
berkeping-keping termasuk kartu SIMnya tak sempat aku mengkopi nomornya, tak ku
ingat juga nomornya. Mana bisa aku tak mengingat nomor orang yang aku cintai
itu. Penyesalan yang tiada akhirnya.
Kini aku hanya menjalani hari-hariku di padang, aku tak lagi
pergi ke Garut. Apalagi ke Solo. Aku tak bisa mengirim surat atau pun SMS. Aku
sadar aku tak mungkin bisa bertemu dengannya. Mungkin hanya keajaiban Allah
yang bisa menyatukan kita. Aku tak ingin rasa ini terus bergejolak dan
mengganggu kehidupan sekolahku. Aku tak ingin kau menguasai hatiku ini lagi.
Cukup aku dan Tuhan yang mengetahui perasaanku ini. Aku ingin selalu ingat,
menyimpan bahkan mengubur kenangan kita dulu. Lalu aku lupakan rasa yang pernah
ada di hatiku ini.
“ Jika Tuhan
mengijinkan aku ingin kita bertemu lagi, Yuni “
Selesai
http://nalurerenewws.blogspot.com/2018/08/taipanqq-4-kebiasaan-tidur-orang.html
BalasHapusTaipanbiru
TAIPANBIRU . COM | QQTAIPAN .NET | ASIATAIPAN . COM |
-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID terbaik nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 8 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsasusun
• Domino99
• Poker
• BandarPoker
• Sakong
• Bandar66
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : E314EED5
Daftar taipanqq
Taipanqq
taipanqq.com
Agen BandarQ
Kartu Online
Taipan1945
Judi Online
AgenSakong